Mutu Pendidikan Rendah, Husni Mubaraq : Diknas Kota Batam Pantau Aktivitas Sekolah

Pendidikan27 Dilihat

Batam, Beninginfo.com— Pemerintah tengah menggagas visi besar menuju Indonesia Emas 2045, dengan fokus pada peningkatan kualitas pendidikan dan kesejahteraan generasi muda. Namun, di balik semangat nasional ini, muncul pertanyaan serius dari daerah-daerah hinterland yang merasakan ketimpangan kebijakan, terutama dalam sektor pendidikan.

Husni Mubaraq, aktivis Himpunan Mahasiswa Belakang Padang (HMBP) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Tanjungpinang-Bintan, Kepada Beninginfo.com, Sabtu (19/4/2025) di Batam mengatakan keresahannya atas rendahnya mutu pendidikan, terutama di Kecamatan Belakang Padang, Kota Batam, hal tersebut berdasarkan banyaknya keluhan dari masyarakat (Orang Tua murid, Red) terhadapmutu pendidikan yang ada

" Ada orang tua siswa SD mengungkapkan kepada saya bahwa anaknya yang duduk di kelas tiga belum bisa membaca atau mengenal huruf.", kata Husni

Husni berharap kepada Pemko Batam atau instansi yang terkait, dinas pendidikan agar turun kelapangan untuk melakukan monitoring atau sidak ke sekolah, sekolah

"Saya minta kepada Pemko Batam atau dinas pendidikan agar melakukan monitoring, Pantau dan sidak kesekolah, sekolah yang ada sekalian melakukan evaluasi terhadap pihak sekolah atau guru, guru yang tidak melakukan tugas dan fungsi nya sabagai pendidik, lebih mendahulukan main HP dibanding mengajar ", tegas Husni.

Husni juga menyoroti nasib guru honorer di tingkat SMA yang menerima gaji rendah dan tidak menentu.

" Banyak guru telah lama mengabdi dan memiliki nilai tinggi saat mengikuti seleksi PPPK, tetapi gagal lolos karena formasi yang minim. Sementara di dinas lain, formasi tersedia sesuai kuota, sehingga tenaga honorer di luar bidang pendidikan otomatis lulus ", ujar Husni

Menurut Husni, kondisi pendidikan di Kepulauan Riau—khususnya wilayah hinterland—tidak sedang baik-baik saja dan sarat kepentingan politik. Ia mempertanyakan, "Apakah ini yang dimaksud Presiden Prabowo dengan banyaknya 'raja-raja kecil' di daerah?, ujar Husni

Jika kondisi seperti ini dibiarkan, lanjutnya, bukan hanya Indonesia Emas 2045 yang terancam, tetapi apakah Indonesia bahkan mampu melangkah hingga 2030 ***(Eyo)