PRIMA DMI Pekanbaru: Pejabat Riau Jangan Cederai Marwah Melayu dan Agama

Pekanbaru23 Dilihat

Pekanbaru, Beninginfo.com — Pimpinan Daerah Perhimpunan Remaja Masjid Dewan Masjid Indonesia (PRIMA DMI) Kota Pekanbaru menyoroti Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terhadap sejumlah pejabat Pemerintah Provinsi Riau pada Senin (3/11/2025). Dalam pemberitaan yang beredar, nama Gubernur Riau turut disebut dalam kaitannya dengan operasi tersebut.

Ketua Umum PD PRIMA DMI Kota Pekanbaru, Novaldy Azimi Nst, S.H., menilai bahwa peristiwa OTT ini kembali mencederai kepercayaan publik dan mencoreng marwah pemerintahan di Bumi Lancang Kuning.

“Pejabat Riau jangan mencederai marwah Melayu dan agama. Jabatan adalah amanah untuk melayani, bukan untuk disalahgunakan demi kepentingan pribadi atau kelompok,” tegas Novaldy dalam keterangan resmi yang diterima redaksi, Selasa (4/11).

Menurutnya, Pemerintah Provinsi Riau harus menjadikan kasus ini sebagai momentum untuk melakukan pembenahan menyeluruh, bukan sekadar seremonial. Pembenahan dimulai dari mentalitas kepemimpinan hingga penguatan sistem pengawasan internal.

“Riau memiliki tradisi keagamaan dan adat Melayu yang menjunjung tinggi martabat, adab, dan amanah. Jika pemimpin tidak memberikan teladan, generasi muda akan kehilangan rujukan moral,” ujarnya.

Novaldy juga menyoroti lemahnya fungsi pengawasan internal pemerintah daerah, terutama peran Inspektorat yang seharusnya mampu mendeteksi dan mencegah penyimpangan sejak dini.

“Jika OTT terus berulang, publik wajar mempertanyakan sejauh mana peran dan fungsi Inspektorat berjalan. Jangan sampai pengawasan hanya bersifat formalitas,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Novaldy menilai bahwa pemberantasan korupsi tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau penegak hukum semata. Ia mengajak semua elemen masyarakat—termasuk tokoh agama, adat, pemuda, akademisi, dan masyarakat sipil—untuk bersama-sama melakukan pengawasan moral terhadap jalannya pemerintahan.

“Mengawasi pemerintahan bukan hanya tugas penegak hukum. Semua stakeholder harus terlibat. Spirit budaya Melayu itu kolektif—saling menegur, saling mengingatkan agar tidak keluar dari nilai,” jelasnya.

PRIMA DMI Pekanbaru juga menyatakan dukungannya terhadap langkah penegakan hukum oleh KPK dan berharap proses penyelidikan berjalan transparan, objektif, serta tanpa pandang bulu.

Sebagai bagian dari generasi muda dan remaja masjid, Novaldy menegaskan komitmen PRIMA DMI untuk ikut menggerakkan gerakan moral antikorupsi di kalangan masyarakat.

“Remaja masjid tidak boleh hanya fokus pada kegiatan seremonial. Kami harus hadir sebagai penjaga moral sosial dan generasi yang berani bersuara untuk kebenaran,” tutupnya. **