Kapolda Riau Pimpin Apel Siaga Bencana, Tegaskan Kesiapan Hadapi Cuaca Ekstrem

Daerah, Riau98 Dilihat

Pekanbaru,Beninginfo.com – Kepolisian Daerah (Polda) Riau menggelar Apel Siaga Bencana Hidrometeorologi dalam rangka menghadapi potensi cuaca ekstrem di wilayah Riau dan sekitarnya. Apel yang dilaksanakan di Lapangan Polda Riau, Jalan Pattimura, Kota Pekanbaru, Rabu (5/11/2025).

Apel siaga dipimpin langsung oleh Kapolda Riau Irjen Pol Herry Heryawan. Apel diikuti oleh ratusan personel gabungan dari unsur Polri, TNI, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), serta berbagai stakeholder terkait lainnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan kesiapan personel dan sarana prasarana (sarpras) dalam menghadapi bencana alam yang berpotensi terjadi akibat perubahan cuaca.

“Apel ini merupakan bentuk pengecekan terhadap kesiapan personel maupun sarpras dalam pencegahan dan penanggulangan bencana alam. Kami berharap seluruh pihak yang terlibat dapat bersinergi secara sigap, cepat, dan tepat dalam menghadapi berbagai potensi bencana ke depan demi menjamin keselamatan masyarakat,” ujar Irjen Pol Herry Heryawan.

Dalam arahannya, Kapolda Riau menegaskan bahwa bencana alam merupakan tantangan global yang harus dihadapi dengan langkah strategis dan berkesinambungan. Ia mengutip data United Nations Office for Disaster Risk Reduction (UNDRR) 2025, yang mencatat lebih dari 240 juta jiwa terdampak bencana alam setiap tahun di berbagai negara.

Indonesia sendiri, lanjutnya, termasuk negara dengan tingkat kerawanan bencana tertinggi di dunia karena letaknya di zona cincin api (ring of fire). Berdasarkan data BNPB hingga 19 Oktober 2025, tercatat telah terjadi 2.606 bencana alam di seluruh wilayah Indonesia. Di antaranya 1.289 banjir, 544 cuaca ekstrem, 511 kebakaran hutan dan lahan (karhutla), 189 tanah longsor, 22 gempa bumi, dan 4 erupsi gunung berapi.

Akibat bencana tersebut, 361 orang meninggal dunia, 37 orang hilang, 619 orang luka-luka, serta 5,2 juta orang harus mengungsi. Selain itu, tercatat 331.456 rumah dan 867 fasilitas umum mengalami kerusakan.

“Diperlukan langkah-langkah strategis yang komprehensif dan responsif agar kita dapat meminimalkan dampak yang ditimbulkan oleh bencana,” tegas Kapolda.

Sementara itu, data dari BMKG menyebutkan bahwa 43,8 persen wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan, dengan puncak musim hujan diperkirakan berlangsung dari November 2025 hingga Februari 2026. Kondisi ini berpotensi menimbulkan bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin puting beliung, hingga gelombang tinggi.

BMKG juga mendeteksi adanya potensi fenomena La Nina lemah yang diperkirakan terjadi mulai November 2025 hingga Februari 2026.

“Meskipun La Nina kali ini dalam kategori lemah, kita tetap harus waspada karena fenomena ini dapat meningkatkan curah hujan dan potensi bencana,” imbuhnya.

Irjen Pol Herry Heryawan menutup arahannya dengan menekankan pentingnya kolaborasi dan semangat kemanusiaan dalam menghadapi bencana.

“Apel kesiapsiagaan ini adalah wujud nyata kehadiran negara untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat. Tugas ini bukan hanya tanggung jawab formal, tetapi juga panggilan moral dan pengabdian tulus terhadap kemanusiaan,” pungkasnya.***