Polisi Ungkap Penyebab Kematian Anak SD di Inhu yang diduga Korban Bullying

Hukrim22 Dilihat

Pekanbaru, Beninginfo.com, - Kepolisian Daerah Riau (Polda Riau), Rabu, 4-5-2025, menggelar konferensi pers terkait dugaan kekerasan terhadap anak di bawah umur yang terjadi di Kabupaten Indragiri Hulu tepatnya di Desa Buluh Rampai, Seberida. Korban inisial KB (8) yang meninggal dunia merupakan siswa kelas 2 SD, dimana insiden diduga terjadi di lingkungan sekolah.

Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) Polda Riau, Kombes Pol Asep Darmawan mengungkap telah terjadi suatu peristiwa yang diduga penganiayaan terhadap seorang anak laki-laki di bawah umur.

"Penyidik dengan izin kedua orang tua korban melakukan otopsi guna mengetahui penyebab pasti meninggalnya anak tersebut sampai saat ini penyidik sudah melakukan pemeriksaan terhadap 22 orang, dan untuk 5 orang kakak kelasnya yang diduga melakukan Bullying setelah diperiksa, demi hukum dipulangkan kembali kepada orangtuanya," ujar Asep yang didampingi Kapolres Inhu, Plh Kabid Humas, Kasubbid Dokpol, Dokter spesialis forensik Biddokes Polda Riau, Kasat Reskrim Inhu.

Sementara Kapolres Inhu AKBP Fahrian Saleh Siregar menjelaskan, 22 orang yang dilakukan pemeriksaan yaitu orang tua korban, guru dan lain lain.

"Kedua orang tua korban menyatakan bahwa sebelum meninggal dunia korban sempat mengeluhkan sakit kemudian dilakukan tindakan treatment perawatan yang dibawa ke tukang urut kemudian terjadi keluhan lagi dan dibawa ke rumah sakit kemudian korban meninggal dunia," jelas Kapolres Inhu.

Lanjut Kapolres, kita juga melakukan pemeriksaan dokter yang menerima kondisi korban saat dibawa ke rumah sakit.

"Rangkaian pemeriksaan sudah kita lakukan dan untuk penyampaian terkait penyebab kematian akan disampaikan oleh ahlinya yaitu dokter ahli forensik," pungkasnya.

Dalam konferensi pers tim forensik dari Biddokes Polda Riau yang dipimpin oleh AKBP Suprianto, bersama dr M Tegar Indrayana, SpFM turut menyampaikan hasil autopsi penyebab kematian korban.

Dr Tegar menyebut pemeriksaan otopsi dilakukan pada tanggal 26 Mei bertempat di rumah sakit umum daerah Indrasari Rengat, tim dokter forensik sudah melakukan pemeriksaan didasari dengan fakta-fakta penunjang dengan mayat berjenis kelamin laki-laki berusia segera 8 tahun.

"Tim dokter forensik menyimpulkan bahwa sebab kematian pada mayat ini adalah akibat infeksi sistemik, apendiks ini yang diakibatkan oleh infeksi yang luas dalam rongga perut dari pecahnya usus buntu," tandas Dr Tegar. ***