Meranti, Beninginfo.com - Ambruk nya Jembatan Panglima Sampul di Tebingtinggi Barat, Kepulauan Meranti, Riau, yang menghubungkan Desa Alai dan Desa Gogok Darussalam, Sejak satu tahun lalu membawa dampak yang besar kepada masyarakat.
Aktivitas masyarakat yang selama ini lancar menjadi terganggu, karena jembatan tersebut merupakan jalur penting yang menghubungkan berbagai wilayah.
Salah seorang warga, wak man kepada beninginfo.com mengatakan, jembatan ini dibangun sejak Pemerintahan Kabupaten Bengkalis, dimana Kabupaten Kepulauan Meranti belum dimekarkar, selama ini keberadaan jembatan Panglima Sampul sangat berarti bagi masyarakat dalam menjalankan aktivitas, ekonomi maupun sosial.
" Kebutuhan warga akan jembatan ini sangat tinggi, sekarang dengan putusnya jembatan ini,maka aktivitas dan mobilitas warga sangat terhambat dan terganggu ", ujar WakMan
Lebih lanjut dijelaskannya, Sejak jembatan penghubung ini putus, warga harus menyeberang dengan menggunakan perahu dengan mengeluarkan uang Rp. 5000 menyeberang dengan sepeda motornya.
"Biaya (menyeberang) Rp 5000, bersama dengan motornya ", ujar wak man
Hal senada dikatakan maskur, warga Tebing Tinggi Barat, yang sering melewati jembatan ini mengaku terganggu setelah jembatan Panglima Sampul ini putus
Dia mengaku biasanya menuju ke pusat kabupaten menggunakan sepeda motor dengan melintasi jembatan. Namun, karena jembatan putus, dirinya harus menggunakan perahu untuk melintas.
"Mau Tebing tinggi biasa naik sepeda motor melewati jembatan, Tapi sekarang naik terpaksa naik perahu untuk menyeberang karena jembatannya putus," ujar maskur
Baik wakman, maupun Maskur dan warga lainnya sangat berharap, agar jembatan Panglima Sampul ini secepatnya di perbaiki oleh pemerintah, sehingga aktivitas masyarakat bisa lancar seperti sebelum jembatan ini putus...***(jeng)