Pekanbaru,Beninginfo.com – Cuaca panas ekstrem atau yang oleh warga disebut panas bedengkang masih melanda Provinsi Riau. Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pekanbaru, wilayah Riau tidak diguyur hujan selama sepuluh hari terakhir.
Forecaster On Duty BMKG Pekanbaru, Bibin Sulianto, Kamis (30/10/2025), menjelaskan bahwa kondisi udara kering ini disebabkan adanya gangguan pusat tekanan rendah di Laut Cina Selatan. Fenomena tersebut menarik massa udara dari Riau, sehingga awan hujan sulit terbentuk.
“Gangguan tekanan rendah itu menarik massa udara yang seharusnya membentuk awan hujan ke arah Laut Cina Selatan. Akibatnya, potensi pembentukan awan di Riau menjadi sangat minim,” ujarnya.
Minimnya awan membuat sinar matahari langsung menyinari permukaan bumi tanpa banyak penghalang. Ditambah posisi matahari yang hampir tegak lurus di atas kepala, suhu udara pun melonjak tinggi.
“Pada siang hari, suhu bisa mencapai titik maksimum. Di Pekanbaru sendiri tercatat 36,4 derajat Celsius pada 28 Oktober 2025,” ungkap Bibin.
BMKG juga mencatat meningkatnya potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Dari pantauan satelit, terdeteksi 16 titik panas (hotspot) di wilayah Riau pada Kamis (30/10/2025).
“Fenomena udara kering ini tidak hanya membuat panas menyengat, tapi juga menyebabkan lahan cepat kering dan mudah terbakar,” tambahnya.
Bibin mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan menjaga kondisi lingkungan di tengah cuaca ekstrem ini.
“Kami mengingatkan warga agar tidak melakukan pembakaran lahan, menjaga kelembaban tanah dengan menyiram tanaman, dan melindungi diri dari paparan langsung sinar matahari. Gunakan topi, payung, atau tabir surya, serta perbanyak minum air agar tidak dehidrasi,” pesannya.
BMKG juga menekankan pentingnya masyarakat memantau perkembangan cuaca terkini dari sumber resmi.
“Cuaca saat ini sangat dinamis. Kami imbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi melalui website dan media sosial resmi BMKG,” tutupnya.***(ar/MC)







